Marhaban
Ya Ramadhan …
Ramadhan
kali ini sedikit berbeda dengan Ramadhan sebelumnya bagi kami sekeluarga. Beberapa
hari menjelang masuknya bulan Ramadhan, biasanya kami melihat kesibukan
masyarakat menyiapkan lokasi untuk pasar Ramadhan. Pasar ini memang khusus
untuk menjual aneka makanan dan minuman untuk berbuka puasa. Di sudut-sudut
kota Samarinda, di tepian sungai Mahakam, bahkan di beberapa tempat sampai
membuat kemacetan lalu lintas, tapi itulah suasana khas menyambut Ramadhan,
semuanya senang, semuanya bergembira. Demikian pula di sepanjang jalan P.
Suryanata dan tempat-tempat lain, penjual kembang api mulai menata dagangannya.
Selain itu banyak pula masyarakat yang berziarah kubur. Di tempat-tempat
pemakaman umum terlihat penjual bunga dan tukang parkir ikut menikmati rejeki
dengan datangnya bulan Ramadhan.
Ramadhan
tahun ini dikarenakan sejak Pebruari 2016 kami sekeluarga tinggal di Moskow, ya
Moskow ibu kota Rusia, sehingga sangat terasa sekali perbedaannya. Sebagai
negara yang dulunya tertutup, tentu tidak banyak yang diketahui, terutama oleh
masyarakat Indonesia, tentang Rusia. Rusia, dulu Uni Sovyet, kini telah banyak berubah,
banyak gereja dan masjid berdiri di Moskow. Namun, sama seperti negara maju
lainnya di dunia, agama tidaklah menjadi urusan negara, sehingga tidak ada
pengumuman resmi dari pemerintah terkait penentuan awal puasa seperti di
Indonesia.
emikian juga gegap
gempita menyambut Ramadhan seperti di awal tulisan ini, tentu tidak terlihat
sama sekali di Moskow. Namun demikian, suasana menyambut Ramadhan sedikit
terlihat di wilayah Sukolniki yang termasuk kota Moscow pinggiran. Masyarakat
muslim Moskow mengadakan kegiatan yang bertajuk “7-я международная выставка, Moscow Halal Expo 2016”. Kegiatan ini
juga diikuti oleh negara-negara yang penduduknya mayoritas memeluk agama Islam,
ya mirip “Pasar Ramadhan di Samarinda. Selengkapnya bisa disimak di http://www.kompasiana.com/virays/mengintip-peyek-dan-tempe-di-expo-halal-ke-7-di-rusia_57538e407297739c0ec45759.
Tulisan seorang teman guru dari Sekolah Indonesia Moskow yang sempat merekam
kegiatan tersebut.
Sebenarnya
puasa Ramadhan kali ini bukanlah puasa Ramadhan yang pertama kali kami jalani
di luar negeri, kerena sekitar 14 tahun yang lalu kami juga melaksanakan puasa
Ramadhan di Luar Negeri, yaitu di England UK. Hanya yang membedakan saat itu
bulan Ramadhan jatuh pada musim dingin, sehingga siang hari lebih pendek dari
pada malam hari, seperti yang terjadi di Australia tahun ini, sehingga bagi
kami puasanya jadi cepat.
Ramadhan
1437 H, di belahan bumi utara jatuh pada musim panas 2016, di mana siang hari
lebih panjang dari pada malam hari, dan mencapai puncaknya pada tanggal 20 – 22
Juni 2016. Pada tanggal-tanggal tersebut, di Moscow, subuh jatuh pada pukul 01.51
dini hari dan Maghrib jatuh pada pukul 21.19 malam hari. Sementara puasa
terpanjang tahun ini terjadi di Kota
Reykjavik, Islandia, di mana rentang puasa sekitar 22 jam dan puasa terpendek
dialami penduduk di Kota Punta Aires, Chile, yaitu sekitar 9 jam saja.
Kegiatan
belajar mengajar di Sekolah Indonesia Moskow (SIM) dilaksanakan seperti biasa, Menyambut
Ramadhan siswa hanya diberi libur satu hari diawal, sedangkan untuk guru tetap
masuk seperti biasa. Untuk jam kerja hanya berubah di jam masuk, yang biasanya pukul
09.00 menjadi pukul 10.00, sedangkan jam pulang tetap pukul 17.00 mengikuti jam
kerja KBRI. Dengan pertimbangan efisiensi, maka SIM untuk tahun ini memutuskan
tidak ada libur kenaikan kelas, sehingga setelah pembagian rapor tanggal 10
Juni 2016, maka senin tanggal 13 Juni 2016 merupakan hari pertama tahun
pelajaran 2016/2017. Untuk libur kenaikan kelas ditetapkan tanggal 1 – 31 Juli
2016. Yang menariknya lagi awal puasa tahun ini dibarengi dengan kegiatan
pembinaan akreditasi oleh tim dari Badan Akreditasi Nasional dari Jakarta 2 – 7
Juni 2016.
Minggu,
5 Juni 2016 merupakan kegiatan sholat tawarih pertama sekaligus sahur pertama
Ramadhan 1437H. Putri kami sudah tidak sabar untuk mengikuti sholat tarawih
pertama di Moskow yang sesuai jadwal akan dilaksanakan setelah sholat isya’
yang jatuh pada pukul 22.53 waktu Moskow. Beda dengan putra kami yang tahun ini
merupakan tahun kedua menjalani puasa di musim panas, bagi putri kami ini
adalah tahun pertamanya Ramadhan di musim panas. Setelah mengunjungi Moscow
Halal Expo 2016, sekitar pukul 18.00 dia sudah sibuk mempersiapkan diri. Kami
berencana untuk mengikuti sholat tarawih di musholla KBRI yang dijadwalkan
pukul 22.00 dengan diawali “seremonial” pembuka seperti kultum. Tibalah waktu
yang kami tunggu-tunggu, sekitar pukul 22.00 kami berangkat dari apartemen
dengan berjalan kaki menuju stasiun metro (kereta bawah tanah), karena bukan
malam weekend, suasana di taman dan jalanan menuju stasiun metro tampak sepi
hanya ada 1 – 2 orang yang duduk-duduk di taman. Seperti biasa, kamu masuk ke
stasiun metro dengan menggesek tiket metro yang kami beli secara berlangganan.
Setelah beberapa menit, akhirnya datang juga metro yang kami tunggu. Tapi
alangkah terkejutnya kami, karena ada pengumuman yang cukup panjang kemudian
seluruh penumpang yang ada di dalam metro keluar semua berhamburan menuju pintu
keluar. Di tengah kebingungan kami, ada seorang remaja mendekati kami dan
berusaha menjelaskan apa yang terjadi, dengan menggunakan Bahasa “tarzan”, kami
bisa menangkap maksudnya, yaitu metro untuk jalur orange ( jalur dari apartemen
yang menuju KBRI yang biasa kami lalui ) sudah tidak beroperasi malam ini karena
ada perbaikan rel. Bisa dilihat kekecewaan di wajah putri kami, karena tidak
mungkin kami berjalan kaki ke KBRI selain karena sudah larut malam cuaca juga
tidak mendukung dengan suhu 7 derajat Celsius. Akhirnya kami kembali ke
apartemen. Kenapa kami menggunakan Bahasa “tarzan”, perlu diketahui bahwa Bahasa
Inggris tidak popular di Rusia, hanya di tempat tertentu saja kita bisa
berkomunikasi dengan Bahasa Inggris, bahkan petunjuk lokasi sangat jarang yang
menggunakan dua Bahasa.
Akhirnya
setelah sholat isya’, kami putuskan untuk tidur sebentar karena sahur jatuh
pukul 02.03. Dengan memasang beberapa alarm, akhirnya kami bisa bangun pukul
01.30 untuk makan sahur dilanjutkan sholat subuh.
Senin,
6 Juni 2016 adalah hari pertama puasa di musim panas. Sebagai orang tua tentu
kami sedikit khawatir dengan putri kami yang berusia 12 tahun dan harus
berpuasa 19 jam lebih. Saya sendiri disibukan dengan kegiatan pembinaan
akreditasi di sekolah. Saya pulang ke rumah, melihat putri kami tidur pulas
tidak tega untuk membangunkan karena waktu masih menunjukkan pukul 18.00 masih
sekitar 3 jam lagi berbuka. Akhirnya tibalah waktu berbuka hari pertama, tepat
pukul 21.09. Alhamdulillah, kami mampu melewati hari pertama puasa di musim
panas, terutama untuk putri kami. Semoga Allah swt menerima puasa kami hari ini
dan hari-hari berikutnya. Ammiin.
Inilah
sedikit pengalaman kami melalui hari pertama di Ramadhan tahun ini, yang
berbeda dengan Ramadhan – Ramadhan tahun sebelumnya. Untuk diketahuai tahun ini
Russia menempati peringkat kedua terlama puasa yang bila dirata rata puasanya mencapai
20 jam 23 menit setelah Iceland yang mencapai 21 jam 03 menit.