Sesuai rencana, kami akan berkunjung ke kota St.
Petersburg yang terletak sekitar 714 km sebelah utara kota Moscow. Moda
transportasi yang kami pilih adalah kereta api dengan pertimbangan murah meriah.
Pembelian tiket kereta api dapat dilakukan dengan berbagai cara; via internet,
via mesin tiket yang ada di stasiun atau via loket yang juga terdapat di
stasiun.
Melalui website http://dzvr.ru/en/, kita dapat memilih jenis kereta api berdasarkan
waktu tempuh dan tentu saja berpengaruh pada harga tiket. Pilihan pertama
adalah kereta cepat atau dikenal dengan сапсан
(baca: sapsan) dengan waktu tempuh sekitar 4 jam dan pilihan kedua adalah
kereta biasa dengan waktu tempuh sekitar 9 – 10 jam. Kami memutuskan untuk
mengambil pilihan kedua, sehingga kami bisa menghemat biaya penginapan, karena
bisa berangkat dari Moscow sore hari dan sampai di St. Petersburg pada pagi
hari.
15 Juli 2016
Moscow – Saint Petersburg
Kereta api yang kami tumpangi akan berangkat dari Stasiun Kereta Api Leningradskiy atau dalam Bahasa Russia disebut ленинградский вокзал (baca: Leningradskiy Vokzal).
Pengertian stasiun dalam Bahasa Russia ada dua, yaitu станция (baca: Stantsiya) dan вокзал (baca: Vokzal). Stantsiya mengacu pada angkutan metro atau kereta bawah tanah, biasanya hanya untuk angkutan dalam kota. Sedangkan Vokzal mengacu pada angkutan kereta api untuk tujuan atau jalur antar kota.
Leningradskiy Vokzal atau dalam Bahasa Inggris disebut Leningradsky railway station adalah stasiun kereta api tertua dari 9 stasiun yang ada di Moscow. Leningradskiy Vokzal terletak di kawasan Komsomolskaya Square dan melayani kereta api arah barat laut, terutama ke kota Saint Petersburg.
Beberapa kali mengalami perubahan nama.
Stasiun Leningradskiy dibangun antara tahun 1844 dan 1851 pada masa kekaisaran Nicholas I dan awalnya bernama Peterburgskiy Vokzal, karena digunakan oleh kereta api jurusan Saint Petersburg. Setelah kematian kaisar lima tahun kemudian, nama Leningradskiy diganti menjadi Nikolayevskiy dan bertahan sampai tahun 1924. Untuk memperingati revolusi Oktober, nama Nikolayevsky diganti menjadi Oktyabrskiy. Nama Leningradskiy diberikan setahun kemudian ketika kota Petrograd berubah menjadi Leningrad. Modernisasi dan renovasi interior terakhir dilakukan pada tahun 1950 dan 1972.
Kami berangkat dari apartemen yang terletak di калужская площадь (baca: Kaluzhskaya Plosyad) menggunakan Metro jalur coklat dari stasiun октябрьская (baca: Oktyaberskaya) menuju stasiun ленинградский вокзал.
Sesuai jadwal yang kami pilih, kereta api akan berangkat pukul 18.45. Waktu yang digunakan sebagai pedoman untuk seluruh kereta api di Russia adalah waktu Moscow, bukan waktu lokal.
Di dalam gerbong kereta api disekat menjadi beberapa
ruangan. Masing-masing ruang berisi dua tempat tidur bertingkat, sehingga bisa
menampung 4 orang di setiap ruangan. Setiap tempat tidur disertai dengan kasur
(walaupun sebenarnya tempat tidurnya sudah empuk), duvet (semacam selimut
tebal) dan bantal, masing dilengkapi sarung yang masih tersegel di dalam
plastik. Namun ada yang masih kurang, terutama di saat musim panas seperti saat
ini, yaitu AC, sehingga terpaksa buka jendela selama perjalanan. Selain itu,
makanan juga tidak disediakan dan selama perjalanan kereta hanya berhenti dua
kali di dua stasiun untuk pengecekan kondisi kereta, itupun tidak ada orang
berjualan seperti di Indonesia.
Ternyata agak sulit tidur selama perjalanan, selain
karena “guncangan” kereta juga disebabkan suasana musim panas di mana matahari
baru terbenam sekitar pukul 9 malam dan sudah terbit sekitar pukul 3 pagi. Bisa
dibayangkan apabila kita bepergian sendirian, berarti kita satu ruangan dengan
orang-orang yang tidak kita kenal sebelumnya. Untungnya sekarang ada internet
yang dapat diakses melalui HP, sehingga ada sedikit hiburan.
16 Juli 2016
Tiba di kota Saint Petersburg
Setelah menempuh perjalanan
hampir 10 jam, 9 jam 58 menit tepatnya (18.45 – 04.43), kereta berhenti di московский вокзал (baca: Moskovskiy
Vokzal). Moskovskiy Vokzal merupakan stasiun kereta api antar kota yang ada di
kota Saint Petersburg. Nama Moskovskiy Vokzal menunjukkan bahwa stasiun ini
adalah untuk kereta api tujuan kota Moscow.
Kota Saint Petersburg
Saint Petersburg atau dalam
Bahasa Russia ditulis Санкт-Петербу́рг
(baca:
Sankt-Peterburg) adalah kota terbesar kedua di Russia setelah Moscow. Kota
Saint Petersburg dibelah oleh sungai Neva dan terletak di tepi teluk Finlandia
di laut Baltik.
Kota Saint Petersburg didirikan oleh Tsar
Peter the Great pada 27
Mei 1703 dan sempat berganti nama menjadi Petrograd
(Петрогра́д)
pada tahun 1914 sebelum berubah menjadi Leningrad
(Ленингра́д) pada tahun 1924. Namun kembali menjadi Saint
Petersburg pada tahun 1991.
Antara tahun
1713–1728 and 1732–1918 menjadi ibu kota kekaisaran Russia sebelum pindah ke
Moscow pada tahun 1918. Sebagai kota terbesar kedua setelah Moscow dengan
jumlah penduduk mencapai lima juta orang (berdasarkan data tahun 2012), Saint
Petersburg adalah kota pelabuhan penting bagi Russia di laut Baltik.
Saint
Petersburg adalah the most Westernized city di Russia serta sebagai kota “utara” yang berpenduduk
lebih dari satu juta orang. Banyak peninggalan sejarah yang telah diakui
sebagai warisan dunia oleh UNESCO, termasuk “The Hermitage”, yaitu salah satu
museum terbesar di dunia.
Breakfast
Kota Saint Petersburg adalah salah satu dari empat
kota tujuan mahasiswa asal Kalimantan Timur, selain Moscow, Samara, dan Rostov.
Para mahasiswa tersebut belajar di Russia atas biaya dari Pemerintah Kalimantan
Timur dalam program Beasiswa Kaltim Cemerlang. Selain anak saya sendiri yang
belajar di Moscow, hari ini kami janjian dengan salah seorang dari mereka yaitu
Cencen. Cencen adalah salah satu mahasiwa Kalimantan Timur yang berasal dari
Kota Balikpapan. Hari ini, Cencen akan menjadi “guide tour” kami. Sesuai
kesepakatan, kami akan bertemu di Moskovskiy Vokzal sekitar pukul 08.00.
Sambil menunggu, kami mencari kafe dengan tujuan utama
sebenarnya mau numpang nge-charge HP, Laptop dan Power Bank yang sudah sekarat
digunakan semalaman di kereta. Setelah tengak-tengok dan keluar masuk beberapa
kafe, maka pilihan jatuh di salah satu kafe yang di dalamnya terdapat dua
“colokan” untuk nge-charge HP.
Sekitar pukul 08.00 datanglah “guide” kami dan setelah
berbasa-basi sejenak, kami putuskan untuk mencari sarapan. Dari arah stasiun,
di seberang jalan, terlihat sebuah столовая (Baca:
Stolovaya), yang berarti kantin.
Menu
sarapan di sini, tentu beda dengan di Indonesia, walaupun ada juga nasi,
daging, ayam, telur, “sayuran”, dan lain-lain. Dengan model “prasmanan”, kita
bebas memilih dengan menunjuk makanan yang kita kehendaki, kemudian diambilkan
oleh seorang pelayan untuk ditimbang sebelum diserahkan ke kita. Kita bisa
memilih lebih dari satu macam makanan dan minuman, ya mirip dengan yang ada di
“HOKBEN” di Indonesia. Di ujung antrian ada seorang kasir yang menghitung harga
makanan yang telah kita ambil, setelah membayar baru kita bawa ke meja untuk
dimakan. Ya sesederhana itu, tapi kami harus ekstra hati-hari, terutama untuk
makanan dengan bahan baku daging.
Hari
itu, kami memilih telor ceplok, roti isi selai cokelat, roti isi daging, nasi goreng
(flop), terong, bakwan dengan minum jus aneka buah.
Sambil menikmati menu sarapan dan diiringi hujan
gerimis di luar, kami berdiskusi tentang tujuan kami hari ini. Karena
penginapan baru siap pukul 14.00, kami putuskan mengunjungi salah satu obyek
wisata yang cukup terkenal yang terletak di teluk Finlandia di tepi laut
Baltik, yaitu Peterhof, tetapi di dalam abjad Russia tidak ada huruh “h”, maka
jadilah Петергоф (baca: Petergof).
Bersambung ke Bagian 2
Bersambung ke Bagian 2
0 comments:
Post a Comment