Saturday 23 July 2016

Moscow - Saint Petersburg (Semalam di Saint Petersburg Bagian 1)




Sesuai rencana, kami akan berkunjung ke kota St. Petersburg yang terletak sekitar 714 km sebelah utara kota Moscow. Moda transportasi yang kami pilih adalah kereta api dengan pertimbangan murah meriah. Pembelian tiket kereta api dapat dilakukan dengan berbagai cara; via internet, via mesin tiket yang ada di stasiun atau via loket yang juga terdapat di stasiun.
Melalui website http://dzvr.ru/en/, kita dapat memilih jenis kereta api berdasarkan waktu tempuh dan tentu saja berpengaruh pada harga tiket. Pilihan pertama adalah kereta cepat atau dikenal dengan сапсан (baca: sapsan) dengan waktu tempuh sekitar 4 jam dan pilihan kedua adalah kereta biasa dengan waktu tempuh sekitar 9 – 10 jam. Kami memutuskan untuk mengambil pilihan kedua, sehingga kami bisa menghemat biaya penginapan, karena bisa berangkat dari Moscow sore hari dan sampai di St. Petersburg pada pagi hari.
15 Juli 2016
Moscow – Saint Petersburg

Kereta api yang kami tumpangi akan berangkat dari Stasiun Kereta Api Leningradskiy atau dalam Bahasa Russia disebut ленинградский вокзал (baca: Leningradskiy Vokzal).

Pengertian stasiun dalam Bahasa Russia ada dua, yaitu станция (baca: Stantsiya) dan  вокзал (baca: Vokzal).  Stantsiya mengacu pada angkutan metro atau kereta bawah tanah, biasanya hanya untuk angkutan dalam kota. Sedangkan Vokzal mengacu pada angkutan kereta api untuk tujuan atau jalur antar kota.

Leningradskiy Vokzal atau dalam Bahasa Inggris disebut Leningradsky railway station adalah stasiun kereta api tertua dari 9 stasiun yang ada di Moscow. Leningradskiy Vokzal terletak di kawasan Komsomolskaya Square dan melayani kereta api arah barat laut, terutama ke kota Saint Petersburg.


Beberapa kali mengalami perubahan nama.

Stasiun Leningradskiy dibangun antara tahun 1844 dan 1851 pada masa kekaisaran Nicholas I dan awalnya bernama Peterburgskiy Vokzal, karena digunakan oleh kereta api jurusan Saint Petersburg. Setelah kematian kaisar lima tahun kemudian, nama Leningradskiy diganti menjadi Nikolayevskiy dan bertahan sampai tahun 1924. Untuk memperingati revolusi Oktober, nama Nikolayevsky diganti menjadi Oktyabrskiy. Nama Leningradskiy  diberikan setahun kemudian ketika kota Petrograd berubah menjadi Leningrad. Modernisasi dan renovasi interior terakhir dilakukan pada tahun 1950 dan 1972.

Kami berangkat dari apartemen yang terletak di калужская площадь (baca: Kaluzhskaya Plosyad) menggunakan Metro jalur coklat dari stasiun октябрьская (baca: Oktyaberskaya) menuju stasiun ленинградский вокзал.

Sesuai jadwal yang kami pilih, kereta api akan berangkat pukul 18.45. Waktu yang digunakan sebagai pedoman untuk seluruh kereta api di Russia adalah waktu Moscow, bukan waktu lokal.

Di dalam gerbong kereta api disekat menjadi beberapa ruangan. Masing-masing ruang berisi dua tempat tidur bertingkat, sehingga bisa menampung 4 orang di setiap ruangan. Setiap tempat tidur disertai dengan kasur (walaupun sebenarnya tempat tidurnya sudah empuk), duvet (semacam selimut tebal) dan bantal, masing dilengkapi sarung yang masih tersegel di dalam plastik. Namun ada yang masih kurang, terutama di saat musim panas seperti saat ini, yaitu AC, sehingga terpaksa buka jendela selama perjalanan. Selain itu, makanan juga tidak disediakan dan selama perjalanan kereta hanya berhenti dua kali di dua stasiun untuk pengecekan kondisi kereta, itupun tidak ada orang berjualan seperti di Indonesia.
Ternyata agak sulit tidur selama perjalanan, selain karena “guncangan” kereta juga disebabkan suasana musim panas di mana matahari baru terbenam sekitar pukul 9 malam dan sudah terbit sekitar pukul 3 pagi. Bisa dibayangkan apabila kita bepergian sendirian, berarti kita satu ruangan dengan orang-orang yang tidak kita kenal sebelumnya. Untungnya sekarang ada internet yang dapat diakses melalui HP, sehingga ada sedikit hiburan.
16 Juli 2016
Tiba di kota Saint Petersburg
Setelah menempuh perjalanan hampir 10 jam, 9 jam 58 menit tepatnya (18.45 – 04.43), kereta berhenti di московский вокзал (baca: Moskovskiy Vokzal). Moskovskiy Vokzal merupakan stasiun kereta api antar kota yang ada di kota Saint Petersburg. Nama Moskovskiy Vokzal menunjukkan bahwa stasiun ini adalah untuk kereta api tujuan kota Moscow.

Kota Saint Petersburg
Saint Petersburg atau dalam Bahasa Russia ditulis Санкт-Петербу́рг (baca: Sankt-Peterburg) adalah kota terbesar kedua di Russia setelah Moscow. Kota Saint Petersburg dibelah oleh sungai Neva dan terletak di tepi teluk Finlandia di laut Baltik.
Kota Saint Petersburg didirikan oleh Tsar Peter the Great pada 27 Mei 1703 dan sempat berganti nama menjadi Petrograd (Петрогра́д) pada tahun 1914 sebelum berubah menjadi Leningrad (Ленингра́д) pada tahun 1924. Namun kembali menjadi Saint Petersburg pada tahun 1991.
Antara tahun 1713–1728 and 1732–1918 menjadi ibu kota kekaisaran Russia sebelum pindah ke Moscow pada tahun 1918. Sebagai kota terbesar kedua setelah Moscow dengan jumlah penduduk mencapai lima juta orang (berdasarkan data tahun 2012), Saint Petersburg adalah kota pelabuhan penting bagi Russia di laut Baltik.
Saint Petersburg adalah the most Westernized city di Russia serta sebagai kota “utara” yang berpenduduk lebih dari satu juta orang. Banyak peninggalan sejarah yang telah diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO, termasuk “The Hermitage”, yaitu salah satu museum terbesar di dunia.

Breakfast
Kota Saint Petersburg adalah salah satu dari empat kota tujuan mahasiswa asal Kalimantan Timur, selain Moscow, Samara, dan Rostov. Para mahasiswa tersebut belajar di Russia atas biaya dari Pemerintah Kalimantan Timur dalam program Beasiswa Kaltim Cemerlang. Selain anak saya sendiri yang belajar di Moscow, hari ini kami janjian dengan salah seorang dari mereka yaitu Cencen. Cencen adalah salah satu mahasiwa Kalimantan Timur yang berasal dari Kota Balikpapan. Hari ini, Cencen akan menjadi “guide tour” kami. Sesuai kesepakatan, kami akan bertemu di Moskovskiy Vokzal sekitar pukul 08.00.
Sambil menunggu, kami mencari kafe dengan tujuan utama sebenarnya mau numpang nge-charge HP, Laptop dan Power Bank yang sudah sekarat digunakan semalaman di kereta. Setelah tengak-tengok dan keluar masuk beberapa kafe, maka pilihan jatuh di salah satu kafe yang di dalamnya terdapat dua “colokan” untuk nge-charge HP.
Sekitar pukul 08.00 datanglah “guide” kami dan setelah berbasa-basi sejenak, kami putuskan untuk mencari sarapan. Dari arah stasiun, di seberang jalan, terlihat sebuah столовая (Baca: Stolovaya), yang berarti kantin.
Menu sarapan di sini, tentu beda dengan di Indonesia, walaupun ada juga nasi, daging, ayam, telur, “sayuran”, dan lain-lain. Dengan model “prasmanan”, kita bebas memilih dengan menunjuk makanan yang kita kehendaki, kemudian diambilkan oleh seorang pelayan untuk ditimbang sebelum diserahkan ke kita. Kita bisa memilih lebih dari satu macam makanan dan minuman, ya mirip dengan yang ada di “HOKBEN” di Indonesia. Di ujung antrian ada seorang kasir yang menghitung harga makanan yang telah kita ambil, setelah membayar baru kita bawa ke meja untuk dimakan. Ya sesederhana itu, tapi kami harus ekstra hati-hari, terutama untuk makanan dengan bahan baku daging.
Hari itu, kami memilih telor ceplok, roti isi selai cokelat, roti isi daging, nasi goreng (flop), terong, bakwan dengan minum jus aneka buah.
Sambil menikmati menu sarapan dan diiringi hujan gerimis di luar, kami berdiskusi tentang tujuan kami hari ini. Karena penginapan baru siap pukul 14.00, kami putuskan mengunjungi salah satu obyek wisata yang cukup terkenal yang terletak di teluk Finlandia di tepi laut Baltik, yaitu Peterhof, tetapi di dalam abjad Russia tidak ada huruh “h”, maka jadilah Петергоф (baca: Petergof).
Bersambung ke Bagian 2

0 comments:

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Post a Comment